Jenis Jenis Motivasi - STB

MAKALAH
Supervisi Tata Boga
Jenis Jenis Motivasi


         Di susun oleh :

Amalia Yusrizal Chan
15.33005
MTB 5 A


MANAJEMEN TATA BOGA
POLITEKNIK PARIWISATA MAKASSAR
2017/2018


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya, yang berjudul “JENIS JENIS MOTIVASI”. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: Orangtua kami yang telah memberikan bantuan baik dalam bentuk moril maupun moral. Sebagai guru pembimbing mata pelajaran Supervisi Tata Boga. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan secara terperinci.

          Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai pengetahuan motivasi dan jenis-jenis motivasi dalam lingku supervisi. Harapan saya, semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca, terutama para siswa/siswi yang bergelut di bidang jasa boga dan kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.


                                                                                                   Makassar, 14 Agustus 2017

                                                                                                  

               Penyusun


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.........................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang................................................................................................
B.    Rumusan Masalah..........................................................................................
C.    Tujuan Pembahasan .................................................................................... .
BAB II PEMBAHASAN

A.    Jenis Jenis Motivasi.......................................................................................
B.    Motivasi dalam Unsur Industri...................................................................
C.    Motivasi dalam Unsur Birokrasi.................................................................
D.    Motivasi dalam Unsur Institusi..................................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan..............................................................................................................













BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
 Kemajuan suatu bangsa tidak dapat lepas dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Baik buruknya kualitas sumber daya manusia yang ada menjadi tolok ukur majunya perkembangan suatu bangsa. Adapun sarana yang dapat mempengaruhi baik tidaknya kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh baik tidaknya sistem pendidikan  dan sistem pekerjaan yang ada, hal ini tentunya memerlukan upaya secara terus menerus dari pemerintah baik daerah maupun pusat untuk menjamin terselenggaranya pendidikan  dan sistem pekerjaan yang bermutu bagi setiap warga negaranya.
Pada saat memimpin suatu perusahaan atau memimpin suatu isnstitusi pendidikan  seorang pemimpin harus memiliki dimensi kepemimpinan yang diyakini kebenarannya dan dapat dijadikan landasan bekerja sehari-hari, yaitu dimensi kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Istilah hubungan manusiawi menyatakan bahwa manusia atau karyawan diperlakukan dengan baik, adanya tenggang rasa, kesejahteraan karyawan diperhatikan dan sebuah lingkungan kerja yang menyenangkan. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap motivasi karyawan untuk bekerja lebih giat lagi sehingga karyawan akan merasa sangat puas, produktivitas kerja karyawan akan meningkan dan menghasilkan kinerja yang baik pula.
Melalui gaya kepemimpinan, diharapkan motivasi kerja karyawan akan meningkat. Motivasi kerja karyawan disini adalah harapan-harapanyang dimiliki oleh karyawan tersebut. Daya penggerak yang memotivasi kerja itu tergantung dari harapan yang diperoleh. Jika harapan menjadi kenyataan, maka karyawan akan cendrung meningkat kualitasnya. Menurut Victor H Vroom (teori harapan) dalam Robbins (2007:67) menyatakan bahwa kekuatan dari kecendrungan untuk bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil tertentu serta pada daya tarik hasil tersebut bagi individu. Jadi motivasi kerja karyawan dan tenaga kerja pendidik  tergantung pada seberapa besar pekerjaan tersebut dapat memenuhi harapannya.
B.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dalam topik ini adalah sebagai berikut.
1.       Apa yang dimaksud dengan motivasi kerja?
2.      Apa sajakah jenis jenis motivasi?
3.      Bagaimana motivasi dalam segi birokrasi?
4.      Bgaiamana motivasi dalam segi Industri?
5.      Bagaimana jenis-jenis motivasi dalam segi Institusi?

C.      Tujuan

1.       Dapat memahami  dan mengerti pengertian motivasi kerja.
2.      Mengetahui jenis jenis motivasi.
3.      Memahami motivasi dalam segi birokrasi.
4.      Mengetahui motivasi dalam segi Industri.
5.      Memahami jenis-jenis motivasi dalam segi Institusi.







BAB 2
PEMBAHASAN

A.   Jenis Jenis Motivasi
Dalam perusahaan dalam hal ini, motivasi mempunyai peranan yang penting, karena menyangkut langsung pada unsur manusia dalam perusahaan. Motivasi yang tepat Akan mampu memajukan dan mengembangkan perusahaan. Unsur manusia dalam perusahaan terdiri dari dua kelompok orang yaitu orang yang memimpin (manajemen) dan orang yang dipimpin (pegawai atau pekerja). Masalah motivasi dalam organisasi menjadi tanggung jawab manajemen untuk menciptakan, mengatur, dan melaksanakannya. Oleh karena itu sesuai dengan sifat motivasi yaitu bahwa ia adalah rangsangan bagi motif perbuatan manusia, maka manajemen harus dapat menciptakan motivasi yang mampu menumbuhkan motif orang-orang sehingga mau berbuat sesuai dengan kehendak perusahaan.

Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli  > Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.

Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat.

Definisi Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 1992:173). Dalam Sardiman (2006:73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorangyang ditandai dengan munculnya “felling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.


Menurut Mulyasa (2003:112) motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi. Seorang siswa akan belajar bila ada faktor pendorongnya yang disebut motivasi.

Dimyati dan Mudjiono (2002:80) mengutip pendapat Koeswara mengatakan bahwa siswa belajar karena didorong kekuatan mental, kekuatan mental itu berupa keinginan dan perhatian, kemauan, cita-cita di dalam diri seorang terkadang adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajar.

Motivasi dalam perusahaan ditinjau dengan perannya ada dua jenis motivasi yaitu :

1.   Motivasi Positif

Motivasi yang menimbulkan harapan yang sifatnya menguntungkan atau menggembirakan bagi pegawai, misalnya gaji, tunjangan, fasilitas, karier, jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan keselamatan dan semacamnya.

2.   Motivasi Negatif

Motivasi yang menimbulkan rasa takut, misalnya ancaman, tekanan, intimidasi dan sejenisnya.

Semua manajer haruslah menggunakan kedua motivasi tersebut. Masalah utama dari kedua jenis motivasi tersebut adalah proposi penggunaan dan kapan menggunakannya. Para pimpinan yang lebih percaya bahwa ketakutan akan mengakibatkan seseorang segera bertindak, mereka akan lebih banyak menggunakan motivasi negatif. Sebaliknya kalau pimpinan percaya kesenangan akan menjadi dorongan bekerja ia banyak menggunakan motivasi postif. Walaupun demikian tidak ada seorang pimpinan yang sama sekali tidak pernah menggunakan motivasi negatif. Penggunaan masing-masing jenis motivasi ini dengan segala bentuknya harus mempertimbangkan situasi dan orangnya, sebab pada hakikatnya setiap individu adalah berada satu dengan yang lain. Suatu dorongan yang mungkin efektif bagi seseorang, mungkin tidak efektif bagi orang lain.

Sedangkan ditinjau dari segi perwujudannya motivasi dapat di bedakan menjadi dua bentuk yaitu:

1.      Materiil

Misalnya uang, kertas berharga atau barang atau benda apa saja yang dapat menjadi daya tarik. Barang-barang yang bersifat fisik materiil seperti dalam bidang pembinaan kepegawaian disebut insentif (perangsang).

Diantara jenis-jenis perangsang tersebut, uang menduduki tempat penting karena ia menjadi insentif yang paling popular dalam bentuk misalnya gaji, upah, premi, bonus, jasa produksi, tunjangan, dan sederetan nama lain yang wujudnya adalah uang. Meskipun demikian uang bukanlah satu-satunya insentif dalam pekerjaan bahkan dalam kehidupan pada umumnya, karena ada insentif yang lebih menarik dalam suatu perusahaan, misalnya penyediaan makan siang, pemberian pakaian kerja (terutama untuk pekerjaan lapangan), pemberian natura, penyediaan barang keperluan sehari-hari di toko koperasi yang lebih murah.

2.   Non-materiil

Tidak ada istilah lain, tetap memakai kata motivasi, seringkali motivasi non-materiil mempunyai daya tarik lebih besar daripada beberapa jenis motivasi materiil atau fisik, bagi orang-orang tertentu. Motivasi demikian misalnya motivasi atas landasan agama atau keyakinan, sehingga tanpa berpikir keduniaan (pujian, balas jasa, pemberian uang atau barang) orang berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi orang bagi orang lain dengan ikhlas semata-mata karena dorongan agama atau keyakinannya.


³  Peran Pemimpin atau Atasan

Ada dua cara untuk meningkatkan motivasi kerja, yaitu bersikap keras dan memberi tujuan yang bermakna: Bersikap keras dengan memberikan ancaman atau paksaan kepada tenaga kerja untuk bekerja keras, gaya kepemimpinan yang lebih berorientasi pada tugas (teori kepemimpinan Fiedler- skor LPC rendah, teori kepemimpinan situasional- gaya telling), model ini untuk memotivasi tenaga kerja. Bila tenaga kerja mengharkat tinggi nilai taat kepada atasan, maka ia akan melakukan pekerjaan sebagai kewajiban dan tidak karena paksaan, dan performance akan bagus. Jika tenaga kerja memberi harkat yang tinggi pada nilai kemandirian dan merasa telah memiliki kemapuan untuk melakukan pekerjaan, maka ia akanmerasakan pekerjaan sebagai suatu paksaan. b. Memberi tujuan yang Bermakna. Bersama-sama dengan tenaga kerja yang bersangkutan ditemukan tujuan yang bermakna, sesuai dengan kemampuan, yang dapat dicapai melalui prestasi kerjanya yang tinggi. Atasan perlu mengenali sasaran-sasaran yang bernilai tinggi dari bawahannya agar dapat membantu bawahan untuk mencapainya dengan demikian atasan memotivasi bawahannya.

³  Peran Diri Sendiri

Dari teori McGregor, orang-orang dari tipe tipe X memiliki motivasi kerja yang bercorak reaktif sehingga memerlukan dorongan/ paksaan untuk bekerja. Tenaga kerja tipe X ini perlu diubah menjadi tenaga kerja tipe Y , yang memiliki motivasi kerja yang proaktif. Mendorong tenaga kerja untuk pekerjaan bukan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh gaji dengan siostem nilai yang perlu di ubah. Nilai bekerja adalah mulia atau ibadah’.

³  Peran Organisasi

Berbagai kebijakan dan peraturan perusahaan dapat menarik atau mendorong motivasi kerja seorang tenaga kerja. Gugus Kendali Mutu (GKM= Quality Cirkles) merupakan nsatu kebijakan yang dituangkan ke dalam berbagai peraturan yang mendasari kegiatan dan yang mengatur pertemuan pemecahan masalah dalam kelompok kecil. Kebijakan lain yang berkaitan dengan motivasi kerja ialah kebijakan di bidang imbalan keuangan.

Pengertian Kompetensi Individu kompetensi merupakan sesuatu yang sangat signifikan. Seseorang yang kompeten akan dianggap pantas untuk menjadi pemimpin oleh orang lain. Orang yang kompeten akan disegani dan diikuti oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Dan hal itu akan mendorong terciptanya sebuah kepemimpinan yang sukses.

Menurut Dharma (2002, p109), kompetensi individu merupakan karakteristik yang mendasari seorang dan berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya.

Menurut Payaman J. Simanjuntak (2005, p10), kompetensi individu adalah kemampuan dan keterampilan melakukan kerja.

Faktor – faktor Pembentuk Kompetensi Individu Menurut Dharma (2002, p109), ada lima karakteristik pembentuk kompetensi individu, yaitu watak, motif, konsep diri, pengetahuan dan keterampilan. Dua karakteristik yang disebut terakhir cenderung kelihatan karena ada dipermukaan, sedangkan tiga kompetensi lainnya lebih tersembunyi dan relatif sulit dikembangkan, meskipun berperan sebagai sumber kepribadian. Pengetahuan merupakan informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu. 

Keterampilan merupakan kemampuan untuk melakukan pekerjaan fisik atau mental.

Menurut Payaman J. Simanjuntak (2005, p10)

Kompetensi setiap orang dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan kerja:

§  Kebugaran fisik dan kesehatan jiwa : kebugaran fisik membuat orang mampu dan tahan bekerja keras dan lama. Sebaliknya, pekerja yang kekurangan gizi akan cepat lemah dan lelah, serta tidak mampu melakukan pekerjaan berat. Demikian juga gangguan kejiwaan akibat rasa frustasi dan masalah – masalah ekonomi, membuat yang bersangkutan tidak konsisten dan tidak terkonsentrasi melakukan pekerjaan.
§  Pendidikan dan pelatihan: pendidikan dan pelatihan merupakan bagian dari invesatasi sumber daya manusia (human investment). Semakin lama waktu yang digunakan seseorang untuk pendidikan dan pelatihan, semakin tinggi kemampuan atau kompetensinya melakukan pekerjaan, dan dengan demikian semakin tinggi kinerjanya.
§  Pengalaman kerja : pengalaman kerja dapat memperdalam dan memperluas kemampuan kerja. Semakin sering seseorang melaukan pekerjaan yang sama, semakin terampil dan semakin cepat dia menyelesaikan pekerjaan tersebut. Semakin banyak macam pekerjaan yang dilakukan seseorang, pengalaman kerjanya semakin kaya dan luas, dan memungkinkan peningkatan kinerja.

B.    Motivasi Supervisi dalam Unsur Industri

Berdasarkan  berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa;  (1) Motivasi kerja merupakan bagian yang urgen dalam suatu industri yang berfungsi sebagai alat untuk pencapaian tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, (2) Motivasi kerja mengandung dua tujuan utama dalam diri individu yaitu untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pribadi dan tujuan organisasi industri,  dan  (3) Motivasi kerja  yang diberikan kepada seseorang hanya efektif manakala di dalam diri seseorang itu memiliki kepercayaan atau keyakinan untuk maju dan berhasil dalam organisasi industri.
Dalam rangka untuk memotivasi bawahan dalam suatu industri, sangat ditentukan oleh kepiawaian seorang pimpinan untuk memahami faktor-faktor motivasi sebagai daya pendorong atau penguat (reinforcement) sehingga individu tergerak untuk bekerja dalam mencapai tujuan organisasi.  Oleh sebab itu, pemahaman terhadap motivasi sangat penting artinya bagi pimpinan.  Menurut Salusu (2000:429) bahwa seseorang bersedia melakukan suatu pekerjaan karena dirangsang oleh motivasi.  Motivasi itu timbul karena faktor-faktor, sebagai berikut :
1)  Adanya  perasaan ingin  mencapai sesuatu hasil dengan melakukan pekerjaan menantang dengan baik.
2)  Suatu kebutuhan dari dalam diri sendiri yang ingin melakukan suatu pekerjaan yang baik.
3)   Melakukan pekerjaan menurut perasaan adalah penting.
4)   Apa yang dilakukan itu selalu berkaitan dengan suatu tujuan.
5)   Apa yang dikerjakan itu adalah sesuatu yang menarik.
6)   Melakukan pekerjaan dengan harapan akan ada promosi.
7)    Mengerjakan sesuatu adalah membantu organisasi mencapai tujuannya.
8)   Mengharapkan kemungkinan kenaikan penghasilan.
9) Mengerjakan sesuatu sebagai kredit untuk keperluan penilaian penampilan prestasi yang akan datang.
10)  Untuk memperoleh penghargaan dan pengakuan dari atasan.
11) Melakukan sesuatu dengan kemungkinan bertambahnya kebebasan dalam pekerjaan.
12)  Harapan akan pengakuan dari teman sejawat.
13) Melaksanakan tugas dengan tekad tidak menginginkan kelompoknya berpenampilan buruk.
14)  Jaminan adanya keamanan kerja yang prima.
15)  Mengerjakan sesuatu karena dorongan oleh kondisi fisik pekerjaan yang baik.

Aplikasi teori kebutuhan Maslow dalam organisasi publik perlu didukung oleh sebuah perencanaan yang matang. Bentuk terapan teori Maslow dalam organisasi publik, seperti dibawah ini :

1. Fisiologis
Bentuk umum :  makan, minum, pakaian, tempat tinggal
Bentuk terapan : Minum, snack, makan siang, kantin yang representatif, seragam yang baik, gaji yang adil dan standar, uang beras, ruang kantor yang sehat, ruang istirahat, MCK yang sehat.

2. Keamanan
Bentuk umum : Jaminan keamanan fisik dan non fisik, perlindungan, stabilitas
Bentuk terapan : Kondisi kerja aman, alat/teknologi yang aman, asuransi, jaminan karis/ jabatan.

3.  Sosial
Bentuk umum : Perasaan memiliki kelompok, berteman, rasa kekeluargaan, persahabatan
Bentuk terapan : Kelompok hobi, pertemuan arisan, forum silaturahmi, acara-acara informal

4.  Harga Diri
Bentuk umum : Status,kehormatan, penghargaan, pengakuan, reputasi, prestasi
Bentuk terapan : Kekuasaan, jabatan, promosi, hadiah, penghargaan materil dan non materil, tanda jasa.

5.  Aktualisasi Diri
Bentuk umum : Penggunaan potensi diri, pengembangan diri
Bentuk terapan : Tugas yang menantang, tingkat depresi yang tinggi dalam pengambilan keputusan, peluang berkreasi dan inovasi, program-program pengembangan pegawai.

C.     Motivasi Supervisi dalam Unsur Birokrasi

        Secara empirik masyarakat menginginkan peranan aparatur pemerintah dapat menjalankan tugas-tugas pelayanan publik secara optimal dan didasari oleh kesadaran yang tinggi sehingga tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai. Seseorang yang dengan sadar terlibat dalam aktivitas organisasi biasanya mempunyai latar belakang atau motivasi tertentu.Salah satu permasalahan penting bagi pimpinan dalam suatu organisasi pemerintahan ialah bagaimana memberikan motivasi kepada pegawai untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Dalam hal ini, pimpinan dihadapkan suatu persoalan bagaimana dapat menciptakan situasi agar bawahan dapat memperoleh kepuasan secara individu dengan baik dan bagaimana cara memotivasi agar mau bekerja berdasarkan keinginan dan motivasi untuk berprestasi yang tinggi. Untuk itu sebagai organisasi pemerintah dituntut berperan besar terhadap terwujudnya industri yang tangguh, maju, berdaya saing dan di dukung oleh sumber daya alam, kemampuan teknologi, kewirausahaan yang handal serta perdagangan barang dan jasa yang tertib efisien, transparan berdasarkan mekanisme pasar yang mendukung peranan dari usaha perekonomian rakyat, meningkatkan nilai tambah dan lapangan kerja, serta memenuhi kebutuhan pasar dunia demi kesejahteraan rakyat yang didasrkan pada 3 (tiga) tugas utama pemerintah yakni tugas development, empowering dantugas services. Tentunya keberhasilan pelaksanaan tugas tersebut sangat ditentukan oleh kemampuan pimpinan organisasi yang ada pada semua level pimpinan untuk memotivasi stafnya sehingga dapat bekerja secara maksimal dalam penyelesaian tugas dan tanggungjawab yang dimiliki.

D.    Motivasi Supervisi dalam Unsur Institusi
Jenis -jenis Motivasi dalam Belajar 

    Dilihat dari sumbernya, motivasi dalam belajar ada dua jenis, yaitu:(1) motivasi instrinsik, dan (2) motivasi ekstrinsik (Winkel, !996).
1.   Motivasi instrinsik  
    Motivasi Instrinsik adlalah motivasi yang timbul dari dalam diri orang yang bersangkutan tanpa rang sangan atau bantuan orang lain. seseorang yang secara instrinsik termotivasi akan melakukan pekerjaan itu menyenangkan dan bisa memenuhi kebutuhanya, dan tidak tergantung  pada penghargaan eksplisit atau paksaan  eksternal lainnya. Misalnya, seseorang siswa belajar dengan giat karena ingin menguasai berbagai ilmu yang dipelajari di sekolahnya. Motivasi  instrinsik dapat beruopa kepribadian, sikap, pengalaman., pendidikan, atau berupa penghargaan, dan cita-cita. 
2.  Motivasi Ekstrinsik
    Motivasi  ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena rangsangan atau bantuan orang lain. Motivasi ekstrinsik disebabkan oleh keinginan untuk menerima ganjaran atau menghindari hukuman, motivasi seperti ini seperti seorang siswa mengerjakan PR karena takut dihukum oleh gurunya. 

Prinsip-prinsip Motivasi dalam Aktivitas Belajar

1.  Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar.
2.  Motivasi instrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar.
3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.
4.  Motivasi  berhubungan  erat dengan kebutuhan belajar.
5.  Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. 
6.  Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.



BAB 3
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Terdapat beberapa jenis jenis motivasi :
Berdasarkan parannya :
a.    Positif;
b.      Negative;
Berdasarkan segi pewujudan :
a.   Materil;
b.   Non-Materil;
2.    (1) Motivasi kerja merupakan bagian yang urgen dalam suatu industri yang berfungsi sebagai alat untuk pencapaian tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, (2) Motivasi kerja mengandung dua tujuan utama dalam diri individu yaitu untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pribadi dan tujuan organisasi industri,  dan  (3) Motivasi kerja  yang diberikan kepada seseorang hanya efektif manakala di dalam diri seseorang itu memiliki kepercayaan atau keyakinan untuk maju dan berhasil dalam organisasi industri.










                                                                                    
References   :
http://www.gomarketingstrategic.com/2016/06/pengertian-contoh-jenis-jenis-motivasi.html
http://virginaherapika.blogspot.co.id/2015/06/motivasi-kerja.html
http://yesylasmini.blogspot.co.id/2016/03/tugas-psikologi-pendidikan-motivasi.html


Komentar

Postingan Populer